Archive for Februari, 2013


Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

WAITER: Hi and welcome to Roberto’s. Are you ready to order?

GUEST: Not yet, give us a second, please

WAITER: No problem. I’ll be back in a couple of minutes…. (AFTER A COUPLE OF MINUTES) What would you like to order?

GUEST: How big are your portions?

WAITER: Very big, you’ll definitely get full :)

GUEST: Perfect. And what does each order come with ( = include)?

WAITER: Each order includes fries or a salad.

GUEST: OK. I’ll have the chicken breast, and for my wife… the trout.

WAITER: Great. And would you like fries or salad with that?

GUEST: Fries for me and a salad for my wife.

“Sesungguhnya waktu adalah hidup, dan hidup sendiri adalah menjalani waktu. Sejauh mana Anda menghargai waktu, berarti sejauh itulah Anda menghargai hidup Anda…”, seperti itulah tulisan seorang temanku di status Facebook milikya. Entah dia menulis sendiri dengan pemikirannya atau dia dapat tulisan itu dari buku. Namun kalimat itu telah menggugah hatiku untuk menuliskan sesuatu mengenai “waktu dan hidup”. Hidup tersusun oleh waktu. Dan hidup pun terdiri dari waktu dan waktu. Benar kata temanku, bahwa sesungguhnya waktu adalah hidup. Dan hidup sendiri adalah menjalani waktu, dimana kita mempunyai suatu masa yang kita habiskan di dunia dan pada suatu saat masa tersebut akan berakhir. Sehingga apa yang seharusnya kita lakukan? Dengan menghargai waktu. Menghargai waktu kita hidup di dunia ini, dengan melakukan berbagai hal yang berguna. Jangan menyia-nyiakan waktu untuk hal yang tidak berguna karena di saat kita tak punya waktu lagi maka kita akan menyesal. Karena dengan menyia-nyiakan waktu maka kita telah menyia-nyiakan hidup kita. Waktu dan hidup kita begitu sempit karena kita pun tidak mengetahui samapai kapan kita akan ada di dunia ini. Berpikirlah bahwa besok adalah hari terakhir kita di dunia, maka dengan begitu kita akan melakukan yang terbaik hari ini.
Sepenggal lirik lagu “Jangan Menyerah” yang dibawakan D’Masiv, akan menyadarkan kita bahwa hidup yang penuh arti adalah hidup yang kita lakukan dengan menggunakan waktu kita dengan melakukan yang terbaik.
“…Syukuri apa yang ada…Hidup adalah anugrah…Tetap jalani hidup ini…melakukan yang terbaik…”
Pada postingan kali ini, saya tertarik untuk membahas istilah waktu adalah uang. Kita tidak mengetahui wujud sebuah waktu, waktu hanya terlintas dalam pikiran dan ditandai dengan pergerakan matahari. Dalam banget ya.. soalnya waktu tidak bisa didefinisikan dengan gampang..
 
 
Semua hal membutuhkan waktu, tidak peduli apa pun itu. Mau itu membuat kue, membuat kerajinan tangan, berpikir, menulis, berkomunikasi, persiapan, ibadah, bepergian, menelpon, dan lain-lain, tidak luput dari waktu. Dan yang membuat lebih rumit, waktu itu terbatas dan tidak berulang..
 
 
Apa pun itu satu titik waktu hanya bisa dilalui dengan satu tindakan yang berarti semakin efektif kita menggunakan waktu yang ada maka akan semakin banyak hal yang dapat kita lakukan dalam kurun waktu tertentu..
 
 
Pernah seorang teman membuat alokasi waktu per hari, dari mulai waktu yang terpakai untuk tidur, waktu untuk makan, waktu untuk santai, waktu untukibadah, dan tahu-tahunya bila disisakan maka tidak ada waktu untuk belajar. Sebenarnya sih teman saya itu cuma cari alasan untuk membenarkan IPK-nya yang jeblok.
 
 
Orang yang berhasil memanfaatkan waktu dengan baik, maka mereka berarti memanfaatkan peluang sebaik-baiknya. Mengacu pada waktu yang terbatas, maka bila kita bisa benar-benar memanfaakan waktu untuk focus terhadap suatu usaha maka hasilnya akan cepat muncul, sebaliknya bila seseorang selalu mengulur waktu untuk suatu usaha yang sama maka hasilnya pun akan lama didapatkannya..
 
 
Nah, selisih waktu tersebut adalah keuntungan dari orang yang fokus. Tinggal kalikan selisih waktu tersebut dengan keuntungan per periode tertentu, maka akan kita dapatkan jumlah uang per waktu. Itulah alasan yang melatarbelakangi munculnya istilah waktu adalah uang.

1) can

Use Examples
ability to do sth. in the present (substitute form: to be able to) I can speak English.
permission to do sth. in the present (substitute form: to be allowed to) Can I go to the cinema?
request Can you wait a moment, please?
offer I can lend you my car till tomorrow.
suggestion Can we visit Grandma at the weekend?
possibility It can get very hot in Arizona.

2) could

Use Examples
ability to do sth. in the past (substitute form: to be able to) I could speak English.
permission to do sth. in the past (substitute form: to be allowed to) I could go to the cinema.
polite question * Could I go to the cinema, please?
polite request * Could you wait a moment, please?
polite offer * I could lend you my car till tomorrow.
polite suggestion * Could we visit Grandma at the weekend?
possibility * It could get very hot in Montana.

3) may

Use Examples
possibility It may rain today.
permission to do sth. in the present (substitute form: to be allowed to) May I go to the cinema?
polite suggestion May I help you?

4) might

Use Examples
possibility (less possible than may) * It might rain today.
hesitant offer * Might I help you?

5) must

Use Examples
force, necessity I must go to the supermarket today.
possibility You must be tired.
advice, recommendation You must see the new film with Brad Pitt.

6) must not/may not

Use Examples
prohibition You mustn’t work on dad’s computer.
You may not work on dad’s computer.

7) need not

Use Examples
not necessary I needn’t go to the supermarket, we’re going to the restaurant tonight.

8) ought to

Use Examples
advice You ought to drive carefully in bad weather.
obligation You ought to switch off the light when you leave the room.

9) shall

instead of will in the 1st person
Use Examples
suggestion Shall I carry your bag?

10) should

Use Examples
advice You should drive carefully in bad weather.
obligation You should switch off the light when you leave the room.

11) will

Use Examples
wish, request, demand, order (less polite than would) Will you please shut the door?
prediction, assumption I think it will rain on Friday.
promise I will stop smoking.
spontaneous decision Can somebody drive me to the station? – I will.
habits She’s strange, she’ll sit for hours without talking.

12) would

Use Examples
wish, request (more polite than will) Would you shut the door, please?
habits in the past Sometimes he would bring me some flowers.

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi adalah :

Faktor bawaan atau keturunan

Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.

Faktor lingkungan

Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

Inteligensi dan IQ

Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.

Skor IQ mula-mula diperhitungkan dengan membandingkan umur mental (Mental Age) dengan umur kronologik (Chronological Age). Bila kemampuan individu dalam memecahkan persoalan-persoalan yang disajikan dalam tes kecerdasan (umur mental) tersebut sama dengan kemampuan yang seharusnya ada pada individu seumur dia pada saat itu (umur kronologis), maka akan diperoleh skor 1. Skor ini kemudian dikalikan 100 dan dipakai sebagai dasar perhitungan IQ. Tetapi kemudian timbul masalah karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi, bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.

Pengukuran Inteligensi

Pada tahun 1904, Alfred Binet dan Theodor Simon, 2 orang psikolog asal Perancis merancang suatu alat evaluasi yang dapat dipakai untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan kelas-kelas khusus (anak-anak yang kurang pandai). Alat tes itu dinamakan Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernamaWilliam Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Salah satu reaksi atas tes Binet-Simon atau tes Stanford-Binet adalah bahwa tes itu terlalu umum. Seorang tokoh dalam bidang ini, Charles Sperrman mengemukakan bahwa inteligensi tidak hanya terdiri dari satu faktor yang umum saja (general factor), tetapi juga terdiri dari faktor-faktor yang lebih spesifik. Teori ini disebut Teori Faktor (Factor Theory of Intelligence). Alat tes yang dikembangkan menurut teori faktor ini adalah WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) untuk orang dewasa, dan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children) untuk anak-anak.

Di samping alat-alat tes di atas, banyak dikembangkan alat tes dengan tujuan yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan kultur di mana alat tes tersebut dibuat.

Inteligensi dan Bakat

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.

Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut tes bakatatau aptitude test. Tes bakat yang dirancang untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari Scholastic Aptitude Test adalah tes Potensi Akademik (TPA) dan Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.

Inteligensi dan Kreativitas

Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi, tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas.

Para ahli telah berusaha mencari tahu mengapa ini terjadi. J. P. Guilford menjelaskan bahwa kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Ini merupakan akibat dari pola pendidikan tradisional yang memang kurang memperhatikan pengembangan proses berpikir divergen walau kemampuan ini terbukti sangat berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu pengetahuan.

A: Excuse me, is there a computer store around here? (Permisi, apakah ada toko komputer di sekitar sini?)
B: Yeah. There is one right across the street. (Iya, ada tepat di seberang jalan itu)

A: Can you tell me how to get to Monas? (Bisakah Anda menunjukkan jalan ke Monas?)
B: Sorry. I don’t live around here. (Maaf, saya tidak tinggal sekitar sini)

A: Where’s Kartini’s Garment Shop? (Dimana Toko Baju Kartini?)
B: It is on the corner of the street. Next to the post office. (Di sudut jalan itu. Disamping kantor pos)

A: How do you get to cinema? (Bagaimana jalan menuju ke bioskop?)
B: Go straight down this street. Turn left when you get to Rambutan Street. Stay on Rambutan Street for half a block. It’s on the right hand side. (Lurus lewat jalan ini. Belok kiri ketika sampai di Jl. Rambutan. Tetap di Jl. Rambutan sampai setengah blok. Di sebelah kanan itu bioskop)

  • follow me @FB

  • hiiiii ,,

  • Tulisan Terakhir

  • SITAMPAN

  • Arsip

  • Meta

  • Talking To The Moon

    Talking To The Moon
  • Blogs I Follow

  • Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
    [ Kembali ke atas ]
    yaniearum

    Add me (FB) Dwie Lincoln O'conner

    Träume weiter!

    Dont lose hope

    saputramarisimarbun

    Smile! make your life is more life and usefull

    Angga Putra Alam (Palembang-Jakarta {Indonesia} )

    We're the driver not a passanger in the life

    Merlina Sirait

    Be yourself

    novaliarusarysilalahi

    4 out of 5 dentists recommend this WordPress.com site

    yellowchutaphea

    just for my wonderful parents

    danil's wordpress

    Ora et labora

    Daniel Sbastian Pasaribu

    YOU CAN LOVE EVERYONE WHEN YOU ARE NOT BEING LOVED BACK

    danielsbastian94

    You can love someone when you are not being loved bacK

    adelinafransiska79

    Without God we're nothing :"))

    Christopley Mapaloto

    JESUS IS THE BEST FOR ME

    septy pasaribu

    my love Jesus

    Suryadye Blog

    Nothing But The Beat

    YUDHI CHRISTIAN M

    New everyday !